Blog

‹ Back

Ekonomi Digital dan Janji Inklusivitas

Tirto.com Ekonomi digital kerap digambarkan sebagai masa depan yang menjanjikan bagi pertumbuhan Indonesia. Dari e-commerce, layanan transportasi daring, hingga fintech, sektor digital tumbuh pesat dan menyerap jutaan tenaga kerja informal. Pemerintah pun optimistis bahwa transformasi digital akan mendorong inklusi ekonomi dan membuka peluang bagi semua kalangan. Namun, di balik narasi positif tersebut, muncul pertanyaan penting: apakah semua pihak benar-benar diuntungkan?

Ketimpangan Akses dan Keuntungan

Faktanya, ekonomi digital cenderung menguntungkan pemain besar dengan modal dan teknologi tinggi. Platform digital seperti marketplace dan aplikasi transportasi mengambil keuntungan besar dari komisi dan data pengguna, sementara pelaku kecil seperti pedagang atau driver justru berada di posisi rentan. Mereka harus bersaing dengan algoritma, mengikuti aturan sepihak dari platform, dan menghadapi ketidakpastian pendapatan tanpa perlindungan yang memadai.

Siapa yang Tertinggal?

Kelompok masyarakat di daerah tertinggal, lansia, dan mereka yang minim literasi digital mulai terlihat sebagai korban baru dari kesenjangan digital. Ketika akses internet dan teknologi tidak merata, ekonomi digital justru memperlebar jurang ketimpangan sosial. Masyarakat kelas bawah berisiko terpinggirkan, bahkan dalam urusan layanan publik yang kini semakin banyak berbasis daring. Inilah bentuk baru dari eksklusi digital yang perlu segera ditangani secara sistemik.

Mendorong Keadilan dalam Transformasi Digital

Agar ekonomi digital benar-benar inklusif, negara tidak boleh lepas tangan. Regulasi yang melindungi pekerja digital, subsidi akses internet di daerah terpencil, dan peningkatan literasi digital harus menjadi prioritas. Teknologi seharusnya menjadi alat pemerataan, bukan sumber ketimpangan baru. Tanpa intervensi kebijakan yang berpihak pada keadilan sosial, ekonomi digital hanya akan melayani kepentingan segelintir elite digital, sementara jutaan lainnya tertinggal di belakang layar.